Diberdayakan oleh Blogger.

Ternyata ada Amerka di balik Rusuhnya Mesir

Kamis, 03 Februari 2011



Malam itu pukul 23.10 WIB tak seperti malam – malam biasanya. Aku sempatkan malam itu untuk hotspotan di ruang PKM Unnes. Isu Mesir bergolak membuat pikiranku cukup terganggu. Ku buka akun google, dan pada jendela mesin pencari itu aku menulis tema MESIR ( cukup singkat pikirku), ada sekitar Sekitar 5.250.000 hasil per 0,07 detik, ternyata cukup banyak juga ya… ada tema menarik di baris ketiga dari atas yang posting oleh international.okezone.com. postingan itu berjudul Amerika Berada di Belakang Revolusi Mesir. Penasaran aku dibuatnya, langsung aku klik saja jendela itu. Dan isinya kurang lebih begini :
KAIRO - Terjawab sudah siapa yang berada di balik revolusi yang bertujuan menggulingkan Presiden Mesir Hosni Mubarak. Pihak itu tak lain dan tak bukan adalah Amerika Serikat (AS). Skenario itu telah disusun Washington dengan bertema “perubahan rezim” selama tiga tahun terakhir. Skenario itu sangat matang hingga meledak setelah kesuksesan Revolusi Melati yang menggulingkan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali.
Harian Daily Telegraph terbitan Inggris menyebutkan, AS diam-diam mendukung para pemimpin gerakan revolusi Mesir. Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Kairo pernah membantu seorang anak muda anti-pemerintah untuk menghadiri konferensi para aktivis AS.
Nama pemuda itu dirahasiakan agar tidak diketahui polisi Mesir.Kemudian,saat datang ke Kairo pada Desember 2008,aktivis itu menuturkan bahwa para diplomat AS menggaet kelompok oposisi untuk merencanakan skenario menggulingkan Presiden Mubarak dan membentuk pemerintahan demokratik pada 2011.
Aktivis tersebut kini telah ditangkap dalam kaitannya dengan demonstrasi yang merebak akhirakhir ini.
Identitasnya tetap dilindungi Daily Telegraph. Sementara, data kabel rahasia diplomatik AS yang dirilis situs peretas WikiLeaks menunjukkan, pejabat Washington menekan pemerintah Mesir agar membebaskan para aktivis antipemerintah yang ditahan.
Dalam data diplomatik disebutkan, pada 30 Desember 2008 Duta Besar AS untuk Mesir Margaret Scobey melaporkan bahwa kelompok oposisi sedang menyusun agenda rahasia “perubahan rezim” yang akan dilaksanakan sebelum pemilu, dan dijadwalkan pada September 2011.
Memo yang dikirim Scobey dikirim ke Kementerian Luar Negeri AS di Washington itu bertanda “rahasia” dan berjudul “(Gerakan) 6 April, kunjungan aktivis ke AS dan perubahan rezim di Mesir”.
Data kawat diplomatik juga menyebut bahwa para aktivis mengklaim mendapatkan dukungan dari kekuatan oposisi yang menyepakati rencana tidak tertulis untuk transisi menuju demokrasi parlementer.
Mereka ingin mengubah konsep tataran pemerintahan Mesir dengan memperlemah kekuasaan presiden dan memperkuat perdana menteri dan parlemen. Rencananya, aksi itu akan dilaksanakan sebelum pemilu presiden 2011. Sumber kedutaan menyebutkan, rencana tersebut sangat sensitif dan tidak boleh ditulis.
Bagaimanapun, dari dokumen tersebut menunjukkan para aktivis telah didekati para diplomat AS.Para aktivis juga mendapatkan dukungan besar atas kampanye pro-demokrasi dari para pejabat di Washington.
Ya, aksi demonstrasi Mesir kali ini dikendalikan Gerakan Pemuda 6 April, sebuah kelompok di Facebook yang menarik generasi muda dan kelompok terdidik untuk menentang Mubarak. Kelompok ini beranggotakan 70.000 anggota dan menggunakan situs jejaring sosial untuk mengendalikan demonstrasi.
Meski akhirnya Mubarak memutus semua jaringan komunikasi di negaranya. Mubarak kini menghadapi tantangan paling berat dalam pemerintahannya selama 31 tahun berkuasa.
Sebagai sekutu utama, posisi AS pun serbasulit.Tetapi,AS tetap memainkan standar ganda untuk menutupi skenario revolusi. Itu terbukti ketika Obama berkomentar pada pekan lalu mengenai Mesir.
Presiden AS Barack Obama dalam reaksi atas demonstrasi di Mesir, menyatakan, “Kekerasan bukanlah jawaban dalam penyelesaian permasalahan di Mesir.” Dia juga menegaskan agar Mubarak menempuh langkah reformasi politik. Bisa dibilang, investasi AS untuk Mesir sangatlah banyak.
Salah satunya adalah militer. AS juga dalam kondisi khawatir karena memikirkan apakah militer Mesir akan berpihak ke Washington atau tidak. Sedikitnya USD1,3 miliar bantuan AS dikucurkan untuk militer Mesir pada 2010.Bantuan untuk pasukan huru-hara dan polisi Mesir berjumlah sekitar USD1 juta.
“Hubungan dengan militer merupakan suatu hal yang sangat keramat. Militer merupakan elemen penting dalam hubungan dua negara,”ujar Jon Alterman,peneliti di Pusat Kajian Strategi dan Internasional. Washington telah mengancam militer Mesir agar tidak bertindak keras terhadap demonstran.
Suleiman, Masa Depan Mesir?
Revolusi Mesir kini tidak lagi fokus terhadap penggulingan Mubarak.Rakyat Mesir dan dunia internasional mengarahkan perhatiannya terhadap Omar Suleiman. Siapa dia? Suleiman telah dipilih menjadi Wakil Presiden Mesir.Dia pernah menyelamatkan Mubarak ketika diserang teroris di Etiopia.

Penunjukan Suleiman sebagai wakil presiden pada Sabtu 29 Januari lalu merupakan sinyal bahwa dialah calon pemimpin masa depan Mesir yang direstui Mubarak.
Kedekatan Suleiman dengan militer dan dikenal sebagai pemecah masalah adalah harapan bagi Mubarak yang ingin mempertahankan kekuasaan. Kedua orang tersebut merupakan sahabat lama dan sama-sama dekat dengan Washington.
Para pejabat AS memandang Suleiman sebagai pemimpin transisi nantinya, setelah Mubarak.
Dengan dukungan Ahmed Shafiq, 69, yang ditunjuk sebagai perdana menteri, ditambah dengan Hussein Tantawi yang tetap menjabat panglima militer, maka posisi Suleiman semakin kuat.

“Presiden (Mubarak) memilih seorang pria yang dia percaya ketika dia (Mubarak) sedang digoyang,” ujar Mahmud Shokry, mantan duta besar untuk Suriah dan teman dekat Suleiman,kepada The NewYork Times.

“Tidak ada keraguan bahwa presiden tidak mengetahui apa yang akan terjadi nanti.” Suleiman, mantan jenderal, menjadi kandidat pemimpin Mesir yang telah diskenariokan kubu Mubarak dan militer.
Jika Suleiman tetap maju,maka publik akan marah karena itu tidak dikehendaki oleh rakyat Mesir.Jika Suleiman jadi presiden, maka demokrasi otoriter dengan dukungan militer akan terus berlanjut.

“Dia (Suleiman) merupakan orang yang keras dan kuat dengan orientasi bisnis. Dia juga merupakan negosiator yang ulung,”ujar Emad Shahin, mantan dosen di American University di Kairo.

Menurut Shahin, setelah aksi demonstrasi besar-besaran ini jelas sekali militer akan mengambil alih.Apalagi, sejarah telah membuktikan bahwa rakyat Mesir memang lebih menghormati militer. Itu disebabkan militer yang menyelamatkan Mesir ketika berperang melawan Israel pada 1967 dan 1973.

Mencari Pemimpin Alternatif Mesir

Jadi, apakah Suleiman adalah orang yang dipandang Barat mampu menggantikan Mubarak? Jawabannya memang sangat sulit.Barat tidak memfavoritkan Suleiman sebagai pengganti Mubarak yang telah 30 tahun berkuasa meski wakil presiden baru itu tampaknya akan didukung AS. Telunjuk Barat sebenarnya lebih terarah pada Mohamed ElBaradei yang dielu-elukan Barat.

Dia dianggap cocok menjadi pemimpin transisi bagi Mesir.Pergaulan yang luas membuat ElBaradei dihargai banyak pihak. Apalagi, dia merupakan seorang sekuler. ElBaradei menyerukan agar Ikhwanul Muslimin seharusnya menjadi partai politik dan bekerja sama dalam satu payung bersama Koalisi Nasional untuk Perubahan. (Koran SI/Koran SI/Koran SI/Koran SI/andika hm)
Begitu kurang lebih, semoga bisa menjadi renungan

Read more...

Carica, Pepaya Khas Negeri di Atas Awan

Selasa, 25 Januari 2011


Carica adalah sejenis pepaya yang tumbuh di daerah pegunungan (dataran tinggi dieng), tanaman ini termasuk jenis terna raksasa dan tidak membentuk jaringan kayu (Lignin). Tinggi pohon carica dapat mencapai 11 meter dengan kayu bercabang, buahnya berbentuk seperti rudal dengan lima sudut memanjang dari pangkal ke ujung. Panjang buah carica mencapai 7-15 cm dan lebar diameter sekitar 3-8 cm. Buah carica ini masuk dalam keluarga pepaya. Nama latin buah carica ini adalah Carica Pubescens atau Carica Candamarcensis, atau kadang dikenal sebagai Mountain Papaya, atau di antara penduduk setempat dikenal sebagai gandul Dieng. Bedanya, jika pepaya biasa lebih dikenal sebagai tumbuhan tropis yang memerlukan banyak panas dan matahari, maka carica termasuk keluarga pepaya yang hanya bisa tumbuh di tempat tinggi, memerlukan temperatur yang cukup dingin, dan banyak hujan. Kondisi tersebut sangat cocok dengan iklim Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo. Dataran tinggi dieng adalah wilayah vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa. Kawah-kawah kepundan banyak dijumpai di sana. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu di Dieng sejuk mendekati dingin, berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara kadang-kadang dapat mencapai 0 °C di pagi hari. karena ketinggiannya pegunungan dieng sering di sebut negeri diatas awan.
Tidak dapat diketahui secara pasti kapan pertama kali buah carica ditanam di pegunungan Dieng. Beberapa sepakat bahwa seorang ahli pertanian dari Australia yang membawa bibit tanaman itu ke Dieng. Beberapa lainnya berpendapat bahwa sebenarnya tanaman tersebut telah ada sejak berpuluh tahun yang lalu. Ada mitos bahwa buah carica berasal dari pohon pepaya milik salah satu warga yang dirubah oleh seorang wali yang menjelma menjadi pengemis akibat warga tersebut menolak memberikan buah pepayanya kepada wali tersebut. Tapi yang jelas, tanaman tersebut mulai dimanfaatkan sejak tahun 1980-an.
Buah carica tidak bisa dimakan langsung, karena daging buahnya banyak mengandung getah, sehingga rasanya pahit dan menyebabkan gatal di tenggorokan. sehingga penduduk setempat menikmati buah ini dengan cara membelahnya menjadi dua dan mengambil bijinya untuk disesap. Karena rasanya yang manis, biji inilah yang nantinya akan dibuat sirup dan dapat memberikan rasa khas pada buah carica dalam sirup. kemudian buah carica di masak untuk dijadikan semacam manisan. Biasanya buah carica di kemas dalam wadah berbentuk gelas ataupun cup jelly. Rasa buah carica yang sudah diolah ini sangat manis, segar dan kenyal. apalagi menikmati buah ini di tambah dengan es, emm nikmatnya…

Read more...

Pemuda Soko Guru Perubahan

Rabu, 12 Januari 2011

Soekarno pernah berkata: “Berikan aku sepuluh pemuda, akan kuubah dunia”.
Sang visioner ini paham betul akan kekuatan yang mendarah daging dalam diri para pemuda. Pemuda adalah sokoguru perubahan. Hal yang sama juga diungkapkan Simon Frith, pemuda adalah salah satu strata kelas yang memiliki suatu identitas budaya tertentu dan merupakan satu model manusia unik dalam komunitas apapun sehingga ia terdeferensiasi (berbeda) dengan entitas lainnya, seperti anak kecil, dewasa hingga orangtua. Namun pemuda seperti apa yang kita harapkan di tengah kondisi bangsa Indonesia yang saat ini masih tidur lelap di atas akar rumput persoalan, seperti para pejabat yang suka mencuri harta rakyat, jaksa yang senang bermain mata dengan makelar suap, biaya pendidikan yang berpihak pada mereka yang berkantong tebal, ekonomi yang tidak pro rakyat, DPR yang tak lagi menjadi tempat rakyat mengadu nasib, reformasi yang tidak lagi menjadi bahasa bersama bagi perubahan yang diimpikan, dan yang jelas, mulut rakyat sudah tak bisa berbicara, karena sudah tak kuat bersuara. Mulut rakyat sudah berbusa, dan lidah pun sudah terkikis oleh asamnya keringat yang menjadi santapan makanan keseharian.
Di tengah kondisi carut marut ini, mestinya pemuda menempatkan diri sebagai bagian dari masyarakat (intelektual organic) dan menemui titik produktivnya sebagai insan yang bertanggung jawab atas kondisi sosial kemasyarakatan yang terjadi. Dengan kata lain, tugas pemuda adalah menjelaskan secara sistematis struktur penindasan yang sedang terjadi di masyarakat.
Sejarah mencatat, para pemuda pada zamannya telah banyak melakukan perubahan. Sebut saja pada tahun 1908, dengan gerakan pendidikannya, Budi Utomo telah menjadi tonggak awal sejarah pergerakan Indonesia menuju kemerdekaan. Berselang dua puluh tahun setelahnya, tepatnya 28 oktober tahun 1928, seluruh perkumpulan pemuda di nusantara berkumpul, guna mendeklarasikan persatuan nasional yang kemudian dikenal dengan Sumpah Pemuda. Puncaknya adalah ketika gemuruh revolusi 45 pecah dan melahirkan kemerdekaan bagi Ibu Pertiwi Indonesia. Pasca kemerdekaan bukan berarti istirahat dari tugas perjuangan. Para pemuda angkatan 1966 mendobrak tatanan lama dengan orde barunya. Bahkan, otorianisme rezim Soeharto yang telah bercokol selama 32 tahun pun berhasil ditumbangkan oleh pemuda Indonesia. Artinya, pemuda adalah aktor utama dalam sebuah film faktual yang berjudul: Pemuda sokoguru perubahan.
Akan tetapi, sejarah keemasan tersebut hanya menjadi rekam jejak yang tidak bermakna, ketika tidak disikapi secara kritis dan bijak. Agar jejak langkah perjuangan para pemuda dapat diestapetkan, dan spirit peringatan hari sumpah pemuda bisa menembus tapal pembatas setiap teritorial masing-masing daerah yang ada di NKRI ini, ada beberapa hal yang patut menjadi renungan, dan pada akhirnya bisa menjadi obrolan politik ditingkatan para pemuda yakni, pertama, menempatkan sejarah sebagai analisa (kontektualisasi) atas persoalan yang menimpa bangsa Indonesia saat ini, kedua memanfaatkan ilmu pengetahuan sebagai counter terhadap persoalan-persoalan normativ yang saat ini belum menjadi satu model produksi masyarakat, ketiga menjadikan ideologi sebagai senjata word view, alat dealiktika, keyakinan dan harapan akan perubahan di hari yang akan datang.

Read more...

Sayyid sabiq, Ulama modern terkemuka

Minggu, 05 September 2010

Sayyid Sabiq lahir pada 1915 di Mesir dan meninggal pada Februari 2000. Beliau sudah hafal Al-Qur’an pada usia sembilan tahun. Mengenyam pendidikan di Universitas al-Azhar, Mesir dan Universitas Ummul Qura, Mekah, Arab Saudi, dan sempat mengajar di kedua universitas tersebut. Sayyid Sabiq dikenal sebagai seorang ahli fikih, salah satu disiplin dalam kajian studi Islam. Dan, karena fikih inilah, namanya begitu masyhur dan sangat berpengaruh di kalangan umat Islam kontemporer. Sayyid Sabiq dilahirkan di Mesir pada 1915 dan wafat pada 28 Februari 2000.



Selain itu, beliau juga dikenal sebagai salah satu tokoh gerakan Islam terbesar di dunia yang berbasis di Mesir, yaitu Ikhwanul Muslimin ini. Awal perkenalannya dengan Ikhwanul Muslimin terjadi ketika ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Al-Azhar di fakultas syariah.

Pada saat bergabung dengan Ikhwanul Muslimin inilah Sayyid mulai menekuni dunia tulis-menulis. Tulisannya dimuat di berbagai majalah terbitan Mesir, termasuk majalah mingguan milik gerakan Ikhwanul Muslimin. Di majalah ini, ia menulis artikel ringkas mengenai fikih, tentang bab Thaharah (bersuci).

Karena keaktifannya dalam dakwah, tak heran jika pimpinan Ikhwanul Muslimin, Hasan al-Banna, mengangkat Sabiq sebagai salah satu orang kepercayaannya. Pada tahun 1948, ia bersama dengan anggota Ikhwanul Muslimin lainnya ikut serta dalam perang Palestina melawan Israel. Akibatnya, beliau dipenjara di bawah tanah pada 1949-1950. Setelah bebas, Sayyid Sabiq kembali ke Al-Azhar dan mendalami bidang dakwah.

Kemudian, pada 1951, ia memutuskan bekerja di Kementerian Wakaf Mesir. Di kementerian ini, Sabiq menempati posisi puncak hingga menjadi wakil Kementerian Wakaf. Pada tahun 1964, Sabiq hijrah ke Yaman kemudian menetap di Arab Saudi. Di sini, ia mengajar mata kuliah Dakwah dan Ushuluddin di Universitas Ummul-Qura selama lebih dari 20 tahun.

Sayyid Sabiq termasuk orang yang banyak mengembara untuk menyampaikan dakwah. Banyak negara yang dikunjunginya, termasuk Indonesia, Inggris, negara-negara bekas Uni Soviet, dan seluruh negara Arab. Aktivitas dakwah juga ia lakukan di lingkungan tempat tinggalnya, dengan mengadakan pengajian rutin di rumahnya, baik laki-laki maupun perempuan.

Beliau meninggal dunia pada tanggal 28 Februari tahun 2000. Sepanjang hidupnya, Sayyid Sabiq banyak menerima penghargaan atas ketokohan dan keilmuan beliau. Antara lain, mendapatkan Piagam Penghargaan Mesir yang dianugerahkan oleh Presiden Mesir, Mohammad Husni Mobarak, pada 5 Maret 1988. Di tingkat regional, ia mendapat penghargaan Jaaizah al-Malik Faisal al-Alamiah pada tahun 1994 dari Kerajaan Arab Saudi atas usahanya menyebarkan dakwah Islam.

disadur dari : http://penerbitpena.co.id/index.php/buletin/50-sayyid-sabiq

Read more...

PEMILIHAN REKTOR UNNES DAN PELIBATAN CIVITAS AKADEMIKA

Rabu, 26 Mei 2010

Sebentar lagi UNNES akan mengadakan hajatan besar berupa pemilihan rektor periode 2010 – 2014 yang akan diadakan tanggal 3 Juni 2010 mendatang . Dengan berbekal pada PP no 17 tahun 2010 dan Permendiknas no 67 tahun 2008 serta Purek no. 6 tahun 2010 segala ubo rampe yang berkaitan dengan ritual empat tahunan ini mulai dipersiapkan. Langkah awal adalah Pembentukan Badan Pekerja Senat yang kemudian melakukan penyusunan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pilrek 2010 . Konon katanya menurut Agus Wahyudin ( ketua BPS ) dalam rapat – rapat penyusunan draft peraturan ini diliputi perdebatan panjang namun sehat. Kemudian, Safari sosialisasi ke lembaga kemahasiswaan pun dilakukan, baleho besar berisi rundown agenda pilrek terpampang megah di beberapa titik kampus, tidak ketinggalan spanduk bertuliskan “ sukseskan pilrek 2010 “ juga banyak terlihat di kampus. Dari persiapan yang dilakukan BPS tadi tentunya pemilihan rektor kali ini adalah hal yang serius dan sangat urgen.
Keseriusan akan adanya pilrek ini hendaknya tidak hanya dirasakan oleh kaum elit birokrasi kampus semacam Senat Universitas ataupun Badan Pekerja Senat saja. Karena Pilrek adalah pemilihan pemimpin structural tertinggi Universitas yang didalamnya ada mahasiswa, dosen, karyawan, bahkan senat. Maka seluruh civitas akademika kampus seyogyanya ikut merasakan hiruk pikuk pemilihan rektor tersebut. Namun kenyataanya, sampai sekarang civitas akademika UNNES baik dosen, karyawan, maupun mahasiswa hanya bisa menjadi penonton di meja makan sendiri. Spanduk bertuliskan “ SUKSESKAN PEMILIHAN REKTOR 2010 – 2014 “ yang di pasang oleh Badan Pekerja Senat hanya menjadi pemanis semata.
UNNES sebagai unversitas dari sekian banyak universitas di Indonesia seyogyanya dapat menjadi pelopor demokratisasi di kampus dengan pelibatan seluruh civitas akademika dalam pemilihan rektor ini. Sistem pemilihan saat ini yang hanya mengandalkan senat sebagai pemilih dengan dalih bahwa senat lebih berkompeten karena didalamnya terdapat profesor dan wakil dari fakultas dan jurusan karena di dalamnya terdapat wakil dari fakultas 3 orang nampaknya belum mampu merepresentasikan suara civitas akademika UNNES. Dengan adanya pola semacam itu membuktikan bahwa budaya orde baru masih berkembang di kampus. Padahal kampus adalah salah satu elemen penting penegak transformasi era orde baru ke era reformasi. Selain itu, dengan pelibatan seluruh civitas akdemika UNNES dalam pilrek system kampus lebih berjalan akuntabel dan transparan karena rektor akan bertanggung jawab kepada seluruh civitas akademika tidak hanya kepada senat saja.
Pemilihan rektor UNNES dengan pelibatan civitas akademika kampus bagaimana pun bentuknya adalah bukti peran kampus dalam mensuskseskan transformasi demokrasi di Indonesia. Namun, saat ini sudah terlambat. Pilrek tinggal menghitung hari dan sekali lagi kita para civitas akademika hanya bisa jadi penonoton di meja makan sendiri. Tinggal kepengertianan dari pihak elit kampus terhadap pentingnya kaum alit kampus semacam kita ini dalam pilrek.
( Yuniar Kustanto )

Read more...

DELEGASI BEM KM UNNES DALAM RAKERNAS BEM SELURUH INDONESIA

Rabu, 28 April 2010

Pada tanggal 8 – 12 April 2010 yang lalu Aliansi Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau yang kemudian disingkat dengan BEM SI berkumpul di Universitas Negeri Yogyakarta ( UNY ) dalam rangka Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) BEM SI. Rakernas ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta dari seluruh universitas di Indonesia tidak terkecuali UNNES yang diwakili oleh Wakil Presiden mahasiswa BEM KM UNNES David Laksamana Caesar dan Menteri Luar Negeri BEM KM UNNES Yuniar Kustanto.
Rakernas kali ini dilatar belakangi oleh hasil Rakernas yang sebelumnya diadakan di Palembang yang merupakan awal terbentuknya arahan gerakan BEM SI 2009 dan dilanjutkan dengan hasil MUNAS di Solo bulan Oktober lalu yang telah menetapkan UNY sebagai Koordinator pusat BEM SI, hal ini lah yang menjadi semangat besar dari Koordinator pusat BEM SI untuk menggerakkan seluruh anggota yang tergabung dalam sebuah gerakan yang telah terumuskan secara bersama.
Rakernas BEM SI yang digelar di Jogja sejak hari Jum’at (9/4) hingga Senin (12/4) menghasilkan satu tema besar sikap BEM SI terhadap pemerintah yaitu “ segera dilakukan REFORMASI BIROKRASI “ dengan turunan beberapa keputusan. Dari komisi eksternal dihasilkan bahwa dalam bidang ekonomi, BEM SI mengkritisi perjanjian ACFTA yang dinilai merugikan sektor ekonomi nasional yang dinilai belum siap bersaing bebas. Dalam bidang pendidikan, BEM SI mendukung keputusan MK menganulir UU BHP dan melakukan controlling untuk optimalisasi anggaran pendidikan 20 %. Dalam bidang politik dan pemberantasan korupsi, BEM SI menuntut KPK menyelesaikan kasus Century. Sedangkan dari komisi internal merekomendasikan untuk mengoptimalkan komunikasi antar angota BEM SI dan membumikan BEM SI di setiap kampus, komisi internal ini di pimpin oleh Yuniar Kustanto Menteri Luar Negeri BEM KM UNNES. Pada kesempatan ini pula telah bergabung 11 universitas di Indonesia kedalam BEM SI. Masuknya sebelas universitas ini kedalam BEM SI ditandai dengan komitmen universitas tersebut terhadap TUGU RAKYAT ( tujuh Gugatan Rakyat ) yang menjadi landasan adanya BEM SI.
Keikutsertaan BEM KM UNNES kedalam BEM SI merupakan wujud komitmen BEM KM UNNES sebagai representasi mahasiswa UNNES untuk tetap menjadi social control kepada pemerintah dan bagian dari directure of change. Tetap eksisnya BEM KM UNNES di dalam BEM SI tidak terlepas dari dukungan mahasiswa UNNES yang merupakan bagian utuh dari BEM KM UNNES. (pemudaperubahan)

Read more...

Grafik Anggaran Pendidikan 2005 - 2010

Senin, 26 April 2010

Sejak reformasi digulirkan tahun 1998, suara-suara yang menginginkan peningkatan anggaran APBN untuk pendidikan semakin santer terdengar di media massa, di antaranya dengan unjuk rasa di jalanan. Hal ini tidak dapat dihindari mengingat pada saat itu, Indonesia sangat tertinggal oleh negeri jiran Malaysia yang pada era 70-an masih ‘mengimpor’ tenaga pendidik dari negara kita. Ironis memang, ketika dua dekade kemudian kita yang berbalik 180 derajat berondong-bondong menimba ilmu ke sana. Akhirnya tuntutan para pemerhati pendidikan pun semakin nyaring meminta tambahan anggaran pendidikan yang selama Orde Baru tidak lebih dari angka 10% dari APBN, bandingkan dengan Malaysia yang sejak merdeka tidak pernah kurang dari 20% APBN-ny, diantaranya guna membayar guru dan dosen dari Indonesia pada waktu itu.Ternyata salah satu tuntutan reformasi tersebut tidak direspon positif oleh Kabinet Reformasi pasca reformasi, justru sebaliknya, anggaran pendidikan dipotong habis-habisan. Jika era sebelumnya mencapai 9,3% dan terakhir 8%, pada masa Kabinet Reformasi tersebut, angka yang dialokasikan hanya 3,8% (APBN 2001). Alasannya prioritas harus diletakkan pada pengadaan prasarana, seperti penyediaan listrik, pelabuhan, dan sebagainya. Mereka tak mau menerima pandangan yang menyatakan bahwa investasi terbaik adalah dalam peningkatan kemampuan SDM dan jalan utamanya adalah pendidikan. (Sumber)Apa akibat kebijakan yang keliru terhadap proses pendidikan nasional tersebut?Menurut laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), yang dirilis pada tanggal 29 November 2007 menunjukkan peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 dari 130 negara di seluruh dunia. Indikasinya, Education Development Index (EDI) Indonesia adalah 0.935, di bawah Malaysia (0.945) dan Brunei Darussalam (0.965). (Sumber).

Bagaimana dengan alokasi anggaran pendidikan era presiden sekarang?

Saya olah dari Departemen Keuangan RI, APBN 2005 sampai dengan RAPBN 2010, perkembangan alokasi dan rasio terhadap APBN adalah sebagai berikut :

APBN Alokasi Rasio

2005 33,40 triliun 8,1 %

2006 44,11 triliun 10,1 %

2007 53,07 triliun 10,5 %

2008 158,52 triliun 18,5 %

2009 207,41 triliun 20,0 %

2010 209,54 triliun 20,0 %

Kalau dilihat sepintas, peningkatan anggaran pendidikan di atas cukup mencengangkan, terjadi kenaikan rasio yang sangat signifikan. Lalu apakah kenaikan alokasi dana tersebut berbanding lurus dengan kualitas pendidikan sekarang?

Menurut Jusuf Kalla seperti yang dilansir apakabar.ws, dilihat dari peringkat negara, kualitas pendidikan Indonesia berada di urutan ke-160 dunia dan urutan ke-16 di Asia. Bahkan secara rata-rata, Indonesia masih berada di bawah Vietnam, apalagi jiak dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura.

Fakta bahwa peningkatan anggaran APBN tidak berbanding lurus dengan peningkatan kualitas pendidikan warganya.

Kembali kepada tuntutan masyarakat yang berunjuk rasa meminta alokasi pos dana pendidikan tadi, sungguh memprihatinkan ketika pemerintah merespon tuntutan itu dengan menggelontorkan ratusan triliun rupiah, ternyata tidak didukung dengan kesiapan yang baik oleh pihak terkait dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional. Apakah mereka terlena dan terkagum-kagum dengan gelontoran dana yang selama ini tidak pernah diterimanya?

Dalam pemberitaan televisi, setiap menjelang atau sesudah pelaksanaan Ujian Nasional, masyarakat dihebohkan dengan berita-berita miris mengenai peserta didik yang stress, depresi hebat, dan bahkan bunuh diri setelah hasil perjuangannya menimba ilmu selama di sekolah sia-sia hanya karena tidak lulus ujian. Penghargaan siswa-siswa dan pendidik-pendidik berprestasi juga dianggap belum maksimal, seringnya kontingen Indonesia mendapat gelar juara umum nyatanya tidak direspon dengan penghargaan yang setimpal. Yang belakangan santer diberitakan adalah masalah pembocoran soal atau penyebaran kunci jawaban UN kepada peserta ujian dengan alasan tidak mau sekolahnya berpredikat buruk.Ngerinya lagi, para siswa yang tugasnya belajar, ternyata sering terlibat tawuran antar sekolah, bahkan banyak yang berujung maut.

Itulah sebagian contoh nyata tentang belum berhasilnya sistem pendidikan Indonesia, meskipun anggaran dananya sudah mencapai 20% dari APBN.

Pertanyaan mendasar sekarang adalah apa yang harus dilakukan pihak-pihak terkait terutama para praktisi pendidikan nasional guna mendongkrak kualitas dan prestasi pendidikan kita, minimal di wilayah Asia Tenggara dulu?

Sekian dan terima kasih, semoga bermanfaat.

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/23/grafik-anggaran-pendidikan-2005-2010/

Read more...

  © Blogger template Brownium by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP