Diberdayakan oleh Blogger.

Sayyid sabiq, Ulama modern terkemuka

Minggu, 05 September 2010

Sayyid Sabiq lahir pada 1915 di Mesir dan meninggal pada Februari 2000. Beliau sudah hafal Al-Qur’an pada usia sembilan tahun. Mengenyam pendidikan di Universitas al-Azhar, Mesir dan Universitas Ummul Qura, Mekah, Arab Saudi, dan sempat mengajar di kedua universitas tersebut. Sayyid Sabiq dikenal sebagai seorang ahli fikih, salah satu disiplin dalam kajian studi Islam. Dan, karena fikih inilah, namanya begitu masyhur dan sangat berpengaruh di kalangan umat Islam kontemporer. Sayyid Sabiq dilahirkan di Mesir pada 1915 dan wafat pada 28 Februari 2000.



Selain itu, beliau juga dikenal sebagai salah satu tokoh gerakan Islam terbesar di dunia yang berbasis di Mesir, yaitu Ikhwanul Muslimin ini. Awal perkenalannya dengan Ikhwanul Muslimin terjadi ketika ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Al-Azhar di fakultas syariah.

Pada saat bergabung dengan Ikhwanul Muslimin inilah Sayyid mulai menekuni dunia tulis-menulis. Tulisannya dimuat di berbagai majalah terbitan Mesir, termasuk majalah mingguan milik gerakan Ikhwanul Muslimin. Di majalah ini, ia menulis artikel ringkas mengenai fikih, tentang bab Thaharah (bersuci).

Karena keaktifannya dalam dakwah, tak heran jika pimpinan Ikhwanul Muslimin, Hasan al-Banna, mengangkat Sabiq sebagai salah satu orang kepercayaannya. Pada tahun 1948, ia bersama dengan anggota Ikhwanul Muslimin lainnya ikut serta dalam perang Palestina melawan Israel. Akibatnya, beliau dipenjara di bawah tanah pada 1949-1950. Setelah bebas, Sayyid Sabiq kembali ke Al-Azhar dan mendalami bidang dakwah.

Kemudian, pada 1951, ia memutuskan bekerja di Kementerian Wakaf Mesir. Di kementerian ini, Sabiq menempati posisi puncak hingga menjadi wakil Kementerian Wakaf. Pada tahun 1964, Sabiq hijrah ke Yaman kemudian menetap di Arab Saudi. Di sini, ia mengajar mata kuliah Dakwah dan Ushuluddin di Universitas Ummul-Qura selama lebih dari 20 tahun.

Sayyid Sabiq termasuk orang yang banyak mengembara untuk menyampaikan dakwah. Banyak negara yang dikunjunginya, termasuk Indonesia, Inggris, negara-negara bekas Uni Soviet, dan seluruh negara Arab. Aktivitas dakwah juga ia lakukan di lingkungan tempat tinggalnya, dengan mengadakan pengajian rutin di rumahnya, baik laki-laki maupun perempuan.

Beliau meninggal dunia pada tanggal 28 Februari tahun 2000. Sepanjang hidupnya, Sayyid Sabiq banyak menerima penghargaan atas ketokohan dan keilmuan beliau. Antara lain, mendapatkan Piagam Penghargaan Mesir yang dianugerahkan oleh Presiden Mesir, Mohammad Husni Mobarak, pada 5 Maret 1988. Di tingkat regional, ia mendapat penghargaan Jaaizah al-Malik Faisal al-Alamiah pada tahun 1994 dari Kerajaan Arab Saudi atas usahanya menyebarkan dakwah Islam.

disadur dari : http://penerbitpena.co.id/index.php/buletin/50-sayyid-sabiq

Read more...

PEMILIHAN REKTOR UNNES DAN PELIBATAN CIVITAS AKADEMIKA

Rabu, 26 Mei 2010

Sebentar lagi UNNES akan mengadakan hajatan besar berupa pemilihan rektor periode 2010 – 2014 yang akan diadakan tanggal 3 Juni 2010 mendatang . Dengan berbekal pada PP no 17 tahun 2010 dan Permendiknas no 67 tahun 2008 serta Purek no. 6 tahun 2010 segala ubo rampe yang berkaitan dengan ritual empat tahunan ini mulai dipersiapkan. Langkah awal adalah Pembentukan Badan Pekerja Senat yang kemudian melakukan penyusunan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pilrek 2010 . Konon katanya menurut Agus Wahyudin ( ketua BPS ) dalam rapat – rapat penyusunan draft peraturan ini diliputi perdebatan panjang namun sehat. Kemudian, Safari sosialisasi ke lembaga kemahasiswaan pun dilakukan, baleho besar berisi rundown agenda pilrek terpampang megah di beberapa titik kampus, tidak ketinggalan spanduk bertuliskan “ sukseskan pilrek 2010 “ juga banyak terlihat di kampus. Dari persiapan yang dilakukan BPS tadi tentunya pemilihan rektor kali ini adalah hal yang serius dan sangat urgen.
Keseriusan akan adanya pilrek ini hendaknya tidak hanya dirasakan oleh kaum elit birokrasi kampus semacam Senat Universitas ataupun Badan Pekerja Senat saja. Karena Pilrek adalah pemilihan pemimpin structural tertinggi Universitas yang didalamnya ada mahasiswa, dosen, karyawan, bahkan senat. Maka seluruh civitas akademika kampus seyogyanya ikut merasakan hiruk pikuk pemilihan rektor tersebut. Namun kenyataanya, sampai sekarang civitas akademika UNNES baik dosen, karyawan, maupun mahasiswa hanya bisa menjadi penonton di meja makan sendiri. Spanduk bertuliskan “ SUKSESKAN PEMILIHAN REKTOR 2010 – 2014 “ yang di pasang oleh Badan Pekerja Senat hanya menjadi pemanis semata.
UNNES sebagai unversitas dari sekian banyak universitas di Indonesia seyogyanya dapat menjadi pelopor demokratisasi di kampus dengan pelibatan seluruh civitas akademika dalam pemilihan rektor ini. Sistem pemilihan saat ini yang hanya mengandalkan senat sebagai pemilih dengan dalih bahwa senat lebih berkompeten karena didalamnya terdapat profesor dan wakil dari fakultas dan jurusan karena di dalamnya terdapat wakil dari fakultas 3 orang nampaknya belum mampu merepresentasikan suara civitas akademika UNNES. Dengan adanya pola semacam itu membuktikan bahwa budaya orde baru masih berkembang di kampus. Padahal kampus adalah salah satu elemen penting penegak transformasi era orde baru ke era reformasi. Selain itu, dengan pelibatan seluruh civitas akdemika UNNES dalam pilrek system kampus lebih berjalan akuntabel dan transparan karena rektor akan bertanggung jawab kepada seluruh civitas akademika tidak hanya kepada senat saja.
Pemilihan rektor UNNES dengan pelibatan civitas akademika kampus bagaimana pun bentuknya adalah bukti peran kampus dalam mensuskseskan transformasi demokrasi di Indonesia. Namun, saat ini sudah terlambat. Pilrek tinggal menghitung hari dan sekali lagi kita para civitas akademika hanya bisa jadi penonoton di meja makan sendiri. Tinggal kepengertianan dari pihak elit kampus terhadap pentingnya kaum alit kampus semacam kita ini dalam pilrek.
( Yuniar Kustanto )

Read more...

DELEGASI BEM KM UNNES DALAM RAKERNAS BEM SELURUH INDONESIA

Rabu, 28 April 2010

Pada tanggal 8 – 12 April 2010 yang lalu Aliansi Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau yang kemudian disingkat dengan BEM SI berkumpul di Universitas Negeri Yogyakarta ( UNY ) dalam rangka Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) BEM SI. Rakernas ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta dari seluruh universitas di Indonesia tidak terkecuali UNNES yang diwakili oleh Wakil Presiden mahasiswa BEM KM UNNES David Laksamana Caesar dan Menteri Luar Negeri BEM KM UNNES Yuniar Kustanto.
Rakernas kali ini dilatar belakangi oleh hasil Rakernas yang sebelumnya diadakan di Palembang yang merupakan awal terbentuknya arahan gerakan BEM SI 2009 dan dilanjutkan dengan hasil MUNAS di Solo bulan Oktober lalu yang telah menetapkan UNY sebagai Koordinator pusat BEM SI, hal ini lah yang menjadi semangat besar dari Koordinator pusat BEM SI untuk menggerakkan seluruh anggota yang tergabung dalam sebuah gerakan yang telah terumuskan secara bersama.
Rakernas BEM SI yang digelar di Jogja sejak hari Jum’at (9/4) hingga Senin (12/4) menghasilkan satu tema besar sikap BEM SI terhadap pemerintah yaitu “ segera dilakukan REFORMASI BIROKRASI “ dengan turunan beberapa keputusan. Dari komisi eksternal dihasilkan bahwa dalam bidang ekonomi, BEM SI mengkritisi perjanjian ACFTA yang dinilai merugikan sektor ekonomi nasional yang dinilai belum siap bersaing bebas. Dalam bidang pendidikan, BEM SI mendukung keputusan MK menganulir UU BHP dan melakukan controlling untuk optimalisasi anggaran pendidikan 20 %. Dalam bidang politik dan pemberantasan korupsi, BEM SI menuntut KPK menyelesaikan kasus Century. Sedangkan dari komisi internal merekomendasikan untuk mengoptimalkan komunikasi antar angota BEM SI dan membumikan BEM SI di setiap kampus, komisi internal ini di pimpin oleh Yuniar Kustanto Menteri Luar Negeri BEM KM UNNES. Pada kesempatan ini pula telah bergabung 11 universitas di Indonesia kedalam BEM SI. Masuknya sebelas universitas ini kedalam BEM SI ditandai dengan komitmen universitas tersebut terhadap TUGU RAKYAT ( tujuh Gugatan Rakyat ) yang menjadi landasan adanya BEM SI.
Keikutsertaan BEM KM UNNES kedalam BEM SI merupakan wujud komitmen BEM KM UNNES sebagai representasi mahasiswa UNNES untuk tetap menjadi social control kepada pemerintah dan bagian dari directure of change. Tetap eksisnya BEM KM UNNES di dalam BEM SI tidak terlepas dari dukungan mahasiswa UNNES yang merupakan bagian utuh dari BEM KM UNNES. (pemudaperubahan)

Read more...

Grafik Anggaran Pendidikan 2005 - 2010

Senin, 26 April 2010

Sejak reformasi digulirkan tahun 1998, suara-suara yang menginginkan peningkatan anggaran APBN untuk pendidikan semakin santer terdengar di media massa, di antaranya dengan unjuk rasa di jalanan. Hal ini tidak dapat dihindari mengingat pada saat itu, Indonesia sangat tertinggal oleh negeri jiran Malaysia yang pada era 70-an masih ‘mengimpor’ tenaga pendidik dari negara kita. Ironis memang, ketika dua dekade kemudian kita yang berbalik 180 derajat berondong-bondong menimba ilmu ke sana. Akhirnya tuntutan para pemerhati pendidikan pun semakin nyaring meminta tambahan anggaran pendidikan yang selama Orde Baru tidak lebih dari angka 10% dari APBN, bandingkan dengan Malaysia yang sejak merdeka tidak pernah kurang dari 20% APBN-ny, diantaranya guna membayar guru dan dosen dari Indonesia pada waktu itu.Ternyata salah satu tuntutan reformasi tersebut tidak direspon positif oleh Kabinet Reformasi pasca reformasi, justru sebaliknya, anggaran pendidikan dipotong habis-habisan. Jika era sebelumnya mencapai 9,3% dan terakhir 8%, pada masa Kabinet Reformasi tersebut, angka yang dialokasikan hanya 3,8% (APBN 2001). Alasannya prioritas harus diletakkan pada pengadaan prasarana, seperti penyediaan listrik, pelabuhan, dan sebagainya. Mereka tak mau menerima pandangan yang menyatakan bahwa investasi terbaik adalah dalam peningkatan kemampuan SDM dan jalan utamanya adalah pendidikan. (Sumber)Apa akibat kebijakan yang keliru terhadap proses pendidikan nasional tersebut?Menurut laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), yang dirilis pada tanggal 29 November 2007 menunjukkan peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 dari 130 negara di seluruh dunia. Indikasinya, Education Development Index (EDI) Indonesia adalah 0.935, di bawah Malaysia (0.945) dan Brunei Darussalam (0.965). (Sumber).

Bagaimana dengan alokasi anggaran pendidikan era presiden sekarang?

Saya olah dari Departemen Keuangan RI, APBN 2005 sampai dengan RAPBN 2010, perkembangan alokasi dan rasio terhadap APBN adalah sebagai berikut :

APBN Alokasi Rasio

2005 33,40 triliun 8,1 %

2006 44,11 triliun 10,1 %

2007 53,07 triliun 10,5 %

2008 158,52 triliun 18,5 %

2009 207,41 triliun 20,0 %

2010 209,54 triliun 20,0 %

Kalau dilihat sepintas, peningkatan anggaran pendidikan di atas cukup mencengangkan, terjadi kenaikan rasio yang sangat signifikan. Lalu apakah kenaikan alokasi dana tersebut berbanding lurus dengan kualitas pendidikan sekarang?

Menurut Jusuf Kalla seperti yang dilansir apakabar.ws, dilihat dari peringkat negara, kualitas pendidikan Indonesia berada di urutan ke-160 dunia dan urutan ke-16 di Asia. Bahkan secara rata-rata, Indonesia masih berada di bawah Vietnam, apalagi jiak dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura.

Fakta bahwa peningkatan anggaran APBN tidak berbanding lurus dengan peningkatan kualitas pendidikan warganya.

Kembali kepada tuntutan masyarakat yang berunjuk rasa meminta alokasi pos dana pendidikan tadi, sungguh memprihatinkan ketika pemerintah merespon tuntutan itu dengan menggelontorkan ratusan triliun rupiah, ternyata tidak didukung dengan kesiapan yang baik oleh pihak terkait dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional. Apakah mereka terlena dan terkagum-kagum dengan gelontoran dana yang selama ini tidak pernah diterimanya?

Dalam pemberitaan televisi, setiap menjelang atau sesudah pelaksanaan Ujian Nasional, masyarakat dihebohkan dengan berita-berita miris mengenai peserta didik yang stress, depresi hebat, dan bahkan bunuh diri setelah hasil perjuangannya menimba ilmu selama di sekolah sia-sia hanya karena tidak lulus ujian. Penghargaan siswa-siswa dan pendidik-pendidik berprestasi juga dianggap belum maksimal, seringnya kontingen Indonesia mendapat gelar juara umum nyatanya tidak direspon dengan penghargaan yang setimpal. Yang belakangan santer diberitakan adalah masalah pembocoran soal atau penyebaran kunci jawaban UN kepada peserta ujian dengan alasan tidak mau sekolahnya berpredikat buruk.Ngerinya lagi, para siswa yang tugasnya belajar, ternyata sering terlibat tawuran antar sekolah, bahkan banyak yang berujung maut.

Itulah sebagian contoh nyata tentang belum berhasilnya sistem pendidikan Indonesia, meskipun anggaran dananya sudah mencapai 20% dari APBN.

Pertanyaan mendasar sekarang adalah apa yang harus dilakukan pihak-pihak terkait terutama para praktisi pendidikan nasional guna mendongkrak kualitas dan prestasi pendidikan kita, minimal di wilayah Asia Tenggara dulu?

Sekian dan terima kasih, semoga bermanfaat.

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/23/grafik-anggaran-pendidikan-2005-2010/

Read more...

Membangun konsep diri seorang pelajar Muslim

Minggu, 04 April 2010

Banyak pelajar gagal bukan karena tidak punya potensi dan kemampuan. Kegagalan sering terjadi akibat kesalahan konsep diri.sadari bahwa diri kita unik dan Allah menciptakan manusia berbeda satu sama lainnya dan memiliki keunikan tersendiri. Sehingga be yourself, jadilah diri sendiri dan janganlah meniru orang lain ataupun mengikuti teman yang penting adalah jujur pada diri sendiri, sadari tujuan, keinginan, kekuatan dan kelemahan diri. Apa yang telah saya lakukan untuk memaksimalkan kemampuan saya ? apa yang telah saya lakukan untuk membantu mengerjakan semua yang saya bisa? Tetapkan standar internal anda dalam rangka menjadi sosok manusia yang dicita-citakan.

PEMAKNAAN ISTILAH KONSEP DIRI.

Konsepdiri sering diidentikan dengan istilah penghargaan diri (self esteem) yang sebenarnya sudah ada sejak lahir dengan fitrahnya seperti bayi yang polos dan self esteem kita berkembang seiring berkembangnya interaksi dengan orang lain.

Dale Carnegie (1993:31) mengartikan sebagai “suatu gabungan-suatu montase- dari semua gambaran mental yang anda ambil untuk diri anda - gambaran fikiran tentang bagaimana anda bertingkah laku.”

Definisi self esteem yang diungkapkan seorang psikolog, Dr. Palladino (1994) mendefinisikan sebagai :

* Kepercayaan terhadap diri sendiri.
* Kemampuan untuk melihat posisi diri di dunia ini secara realistis dan optimis
* Keyakinan akan kemampuan dalam membuat perubahan dan menghadapi tantangan hidup.
* Kapasitas untuk memahami kelemahan diri dan berusaha memperbaiki diri
* Pengetahuan tentang dri sendiri serta penerimaan akan pengetahuan tersebut.
* kemampuan untuk mengakui keunikan diri dan berbangga terhadap apa yang membuat diri kita unik
* keperacayaan akan nilai diri dan penghargaan akan kemampuan yang dimiliki
* kepercayaan tentang apa yang kita dapat lakukan, cara pandang positif dan keyakinan diri untuk melakukan sesuatu yang baru.
* Kemampuan untuk menggali dan menerapkan keterampilan dalam prilaku positif
* Pemahaman bahwa kita berharga bagi diri sendiri dan orang lain
* Mengetahui siapakah saya, apa yang saya dapat lakukan serta bagaimanakah memperoyeksikan pengetahuan ini lewat tindakan nyata.
* Mencintai diri sendiri, bagaimanapun juga penampilan diri dimiliki setiap orang.
* Menyukai diri sendiri, menghargai diri sendiri dan mau mengahadapi resiko dan kegagalan yang mungkin menghadang.
* Menerima diri saya apa adanya dan memiliki kekuatan untuk mendesain kehidupan yang saya inginkan.

KONSEP DIRI RENDAH = SELF ESTEEM RENDAH

Seringkali kita memandang diri kita rendah dan tak berguna. Cara pandang negative terhadap diri sendiri biasanya diiringi persepsi negative terhadap orang lain, adalah ciri rendahnya self esteem alias penghargaan diri.

Bahaya kurangnya self esteem yang rendah akan memicu dua sikap ekstrim yang merugikan. Pertama, sikap pasif yaitu tidak tegas dalam melakukan berbagai tindakan akibat adanya rasa takut membuat orang lain tersinggung, merasa diperintah atau merasa digurui yang akan membuat mereka membenci dan mengucilkan kita. Padahal ketegasan adalah kunci kedisiplinan yang merupakan modal penting bagi keberhasilan diri dan aktifitas kita. Kedua sikap agresif, memaksakan gagasan, tidak mau menerima masukan dari orang lain dan cenderung mengundang perdebatan dibanding penyelesaian masalah. Padahal sikap menentang dan mengabaikan ide-iide orang lain berarti menghambatkan tercapainya keputusan yang tepat dan akurat. Juga berarti merugikan diri sendiri, orang lain dan organisasi dimana kita ingin tetap eksis didalanya.

Ciri-ciri konsep diri yang rendah ini diakibatkan oleh :

1. Kesalahan persepsi terhadap diri sendiri dibandingkan orang lain : anggapan bahwa orang lain lebih baik penampilannya, lebih cemerlang idenya, lebih diperhatikan banyak orang dan akhirnya kita merasa tertinggal jauh dan untuk merubahnya tidak mampu akhirnya tidak punya keinginan untuk berubah atau menerima tantangan.

2. Koncep diri yang rendah dipengaruhi cara berfikir tentang persepsi orang lain terhadap anda : penuh prasangka dengan apa yang dibicarakan teman tentang diri anda, kritikan dianggap sebagai cemoohan, iri hati dan usaha menjatuhkan diri anda dimuka public, akhirnya tidak pernah mempercayai orang lain, apalagi berintropeksi terhadap apa yang telah dilakukan.

BAGAIMANAKAH MEMBANGUN SELF ESTEEM

* Belajar menyukai diri sendiri.
Menyukai diri sendiri bukan berarti sombong tapi selalu memiliki perasaan positif dan salah satu cara manusia mensyukuri atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Bukan berarti malas melainkan mendorong diri kita untuk terus berjuang untuk menjadi pribadi yang sholeh secara emosional maupun secara spiritual.
* Kembangkan pemikiran positif (husnudhon)
Cara berfikir kita, mengendalikan hidup kita. Bila kita berfikir sesuatu dapat terjadi maka itu akan terjadi karena tindakan kitalah yang membuatnya terjadi. Pemikiran positif inilah mendorong sikap optimis, berjiwa pemenang, berani menghadapi tantangan dan resiko.
* Perbaiki kualitas hubungan interpersonal Perbaikan kualitas hubungan bisa meningkatkan tingkat kedewasaan dan melahirkan pribadi baik, bergaulah dengan siapapun pelajarilah karakter sifat mereka dan belajar memahami kelemahan mereka serta bergaulah dengan teman yang memiliki kualitas intektual dan keshalehan bisa merubah prilaku kita lebih terarah, perbaiki hubungan dengan orang-orang yang kita kasihi hindari pertentangan dengan orang tua kita, adik atau kakak kita, jadilah pelajar yang manis dan mau mengalah serta perbaiki dengan guru yang tidak kita sukai
* Bersikap proaktif Jadilah seseorang punya inisiatif sendiri, jadilah seorang yang menyodorkan tangan dan jabatlah orang lain dengan kuat. Dalam kondisi tententu jadilah pelajar yang penuh inisiatif dan sensitive terhadap lingkungan sekeliling kita, banyaklah bertanya atas sesuatu yang bisa memberikan muatan posistif bagi peningkatan pemikiran dan jadilah pelajar yang aktif sambil kemasi penampilan diri biar terlihat smart dan menarik.
* Jaga keseimbangan hidup Salah satu kelemahan pelajar yang juga aktifis tidak bisa membagi antara organisasi, belajar dan keluarga, sehingga memberikan citra yang ngetaif. Padahal aktifitas adalah salah satu pelatihan dan pembiasaan saat nanti berguna bagi peningkatan karakter pribadi dimasyarakat. Intinya seimbangkan aktifitas anda dan buatlah agenda
* KONSEP DIRI PELAJAR MUSLIM Konsep diri seorang muslim : “Suatu potensi yang dimiliki manusia sebagai mahluk pribadi dan mahluk social dalam mengkomunikasikan dengan permasalahan hidup melalui pencerahan spiritual, kepribadian dan pengolahan daya fikir sehingga memantapkan pola tindakan secara benar dan bisa mengsinergikan dengan aktifitas sehari-hari secara seimbang antara pekerjaan, organisasi dan pergaulannya dengan manusia lainnya dalam kerangka nilai Islami” Atau bisa juga bisa diartikan sebagai nilai-nilai yang mampu merubah dan memberikan kekuatan pribadi sehingga bisa tetap survival dalam memperjuangkan hidupnya.

A. Penataan spiritual religiouitas (salimul aqidah, sahihul ibadah & matinul khuluq).

* Pemahaman Aplikatif aqidah/keyakinan (eksistensi Allah, nilai kebenaran, nilai kritis, nilai kerja, nilai pergaulan) yang teraplikasi dalam cara ibadah, cara belajar, cara bergaul, cara organisasi dan cara bersikap terhadap orang lain yang melahirkan konsistensi (istiqomah).
* Konsistensi pribadi ini akan melahirkan konsep diri positif, keberanian, rasa percaya diri, ketenangan jiwanya terhadap berbagai permasalahan hidup baik sebagai pelajar, sebagai anak dan sebagai seorang remaja.
* Strateginya adalah kenali diri sendiri, kemudian binalah diri (tarbiyah zakiyah) atau memenej diri sendiri dengan aktifitas harian kita yang menularkan virus baik bagi teman dan sekitarnya.

B. Penataan kematangan pribadi (mujahidu linnafsi).

Penataan spiritual akan berpengaruh pada tingkat kematangan pribadi, sehingga anda perlu untuk melatih dan mengasahnya dengan cara :

* Penataan kekuatan pola berfikir (mutsaqol fikri) dengan banyak membaca, bertanya dan banyak mengikuti majlis ilmu serta bergaulah dengan teman yang sholeh dari prilaku dan cerdas dalam inteletual.
* Satukan (Sinergitas) diri anda dengan posisi anda sebagai pelajar, aktifis organisasi dan proaktif dalam pergaulan (tarbiyatul jakiyun) salah satunya sibukan diri anda dalam aktifitas organisasi dan bergaulah dengan club-club yang bisa menambah teman dan benahi pemahaman spiritual anda dengan mengikuti kajian agama, sehingga anda menjadi pelajar yang bernilai yang akan mendapat respek dari siapapun.

C. Konsep diri dengan organisasi.

* Masuklah organisasi dan jadilah pelaku bukan pengikut.
* Jadilah inisiator pertama dan pertahankan semangat.
* Doronglah teman anda untuk mengikuti jejak anda dan tularkan virus sebagai aktifis.
* Tidak menyodorkan diri jadi pemimpin, tapi tidak menolak saat dibebani amanat.
* Bertanggungjawa dengan semua resiko dan hindari mencari kambing hitam atau menyalahkan orang lain.
* Perkuat semangat anda dalam berorganisasi dengan membina pola pikir anda dengan nilai-nilai Islami.
* Hindari konflik dengan mencari titik persamaan dengan lebih mengenenaghkan diskusi dan musyawarah.
* Bepegang teguh pada prisnsip yang dianggap benar dan berani mengatakan tidak terhadap sesuatu yang tidak sesuai.

D. Konsep diri dengan orang lain

* Kembangkan keterampilan Komunikasi dan relationshif
* Jadilah kebanggaan Keluarga
* Membangun komitmen dengan tim.
* Regenerasi
* Sinergitas

Demikianlah membangun konsep diri bukanlah hal yang mudah membutuhkan adanya proses konsisten dalam berbagai hal yaitu adanya pembinaan rutin, Kontrol Diri dan adanya mediator pembinaan. Tapi ada yang lebih praktis konsep diri bisa dibentuk sendiri melalui pembinaan dan memenej diri sendiri dengan teratur.


MAROZI :

MEDIATOR PEMBINA :

* ILNA LEARNING lembaga pembinaan pribadi remaja yang berpusat di Bogor.
* Lembaga Manajemen Terapan TRUSTCO, dibawah pimpinan Bambang Sutrisno Wibowo, seorang pakar kesehatan masyarakat yang terkenal dengan sharpening our concept tools (SHOOT)
* ESQ LEARNING, lembaga manajemen model ESQ dibawah seorang praktisi Ari Ginanjar Agustian yangterpokus pada pembinaan emosional spiritual berdasarkan konsep rukun iman dan rukun islam
* Managemen Qolbu, dibawah bimbingan KH Abdullah Gymnastiar, dll.
* Yayasan Salman Al-faritsi Bekasi, lembaga dakwah dan social yang bergerak dalam pembinaan pelajar bekasi : Pesantren liburan, pesantren ramadhan, pembinaan mentoring bebarapa SMA/SMK di bekasi, diklat manajemen mentoring dan kepemimpinan, dll.

SUMBER :

* BS Wibowo, SHOOT, TRUSTCO, PT syamil cipta media, Bandung, 2002.
* Dale Carnegie, bagaimana mencari kawan dan mempengaruhi orang lain, Jakarta, 1993.
* David J swartz, berfikir dan berjiwa besar, Jakarta, 1999.

http://haroqi.multiply.com/journal/item/34

Read more...

Muhammad Iqbal sang Filsuf dari Timur

http://untunx83.multiply.com/journal/item/67/Biografi_Muhammad_Iqbal

A. Kehidupan Pribadi dan Keluarganya

Dr. Sir Muhammad Iqbal. Ia adalah setitik zarah di lautan semesta yang jiwanya senantiasa dalam keadaan resah. Jutaan manusia pelbagai bangsa pernah turut menyaksikan keresahannya di dalam ribuan bait syair yang ia tulis.

Sosoknya memang fenomenal. Lebih dari siapa pun, Iqbal telah merekonstruksi sebuah bangunan filsafat Islam yang dapat menjadi bekal individu-individu Muslim dalam mengantisipasi peradaban Barat yang materialistik ataupun tradisi Timur yang fatalistik. Jika diterapkan maka konsep-konsep filosofis Iqbal akan memiliki implikasi-implikasi kemanusiaan dan sosial yang luas.[1]



B. Pendidikan dan Karir Pekerjaannya

Ia lahir di sebuah kota bernama Sialkot, sebuah kota peninggalan Dinasti Mughal India pada tanggal 22 Februari 1873.

Ayahandanya Syaikh Nur Muhammad memiliki kedekatan dengan kalangan Sufi. Karena kesalehan dan kecerdasannya, penjahit yang cukup berhasil ini dikenal memiliki perasaan mistis yang dalam serta rasa keingintahuan ilmiah yang tinggi. Tak heran, jika Nur Muhammad dijuluki kawan-kawannya dengan sebutan "Sang Filosof tanpa guru" (un parh falsafi).[2]

Ibunda Iqbal, Imam Bibi, juga dikenal sangat relegius. Ia membekali kelima anaknya, tiga putri dan dua putra, dengan pendidikan dasar dan disiplin keislaman yang kuat. Di bawah bimbingan kedua orangtuanya yang taat inilah Iqbal tumbuh dan dibesarkan. Kelak di kemudian hari, Iqbal sering berkata bahwa pandangan dunianya tidaklah dibangun melalui spekulasi filosofis, tetapi diwarisi dari kedua orangtuanya tersebut.

Pada tahun 1895 ia pergi ke Lahore, salah satu kota di India yang menjadi pusat kebudayaan, pengetahuan dan seni. Di kota ini ia bergabung dengan perhimpunan sastrawan yang sering diundang musyara'ah, yakni pertemuan-pertemuan di mana para penyair membacakan sajak-sajaknya. Ini merupakan tradisi yang masih berkembang di Pakistan dan India hingga kini. Di kota Lahore ini, sambil melanjutkan pendidikan sarjananya ia mengajar filsafat di Government College. Pada tahun 1897 Iqbal memperoleh gelar B.A., kemudian ia mengambil program M.A. dalam bidang filsafat. Pada saat itulah ia bertemu dengan Sir Thomas Arnold—orientalis Inggris yang terkenal—yang mengajarkan filsafat Islam di College tersebut. Antara keduanya terjalin kedekatan melebihi hubungan guru dan murid, sebagaimana tertuang dalam sajaknya Bang-I Dara.[3]

Dengan dorongan dan dukungan dari Arnold, Iqbal menjadi terkenal sebagai salah satu pengajar yang berbakat dan penyair di Lahore. Sajak-sajaknya banyak diminati orang. Pada tahun 1905, ia belajar di Cambridge pada R.A. Nicholson, seorang spesialis dalam sufisme, dan seorang Neo-Hegelian, yaitu Jhon M.E.McTaggart. Iqbal kemudian belajar di Heidilberg dan Munich. Di Munich ia menyelesaikan doktornya pada tahun 1908 dengan disertasi, The Development of Metaphysics in Persia.(disertasi ini kemudian diterbitkan di London dalam bentuk buku, dan dihadiahkan Iqbal kepada gurunya, Sir Thomas Arnold). Setelah mendapatkan gelar doktor, ia kembali ke London untuk belajar di bidang keadvokatan sambil mengajar bahasa dan kesusastraan Arab di Universitas London. Selama di Eropa Iqbal tidak pernah bosan menemui para ilmuwan untuk mengadakan berbagai perbincangan tentang persoalan-persoalan keilmuan dan kefilsafatan. Ia juga memperbincangkan Islam dan peradabannya. Di samping itu Iqbal memberikan ceramah dan berbagai kesempatan tentang Islam. Isi ceramahnya tersebut dipublikasikan dalam berbagai penerbitan surat kabar. Ternyata setelah menyaksikan langsung dan mengkaji kebudayaan Barat, ia tidak terpesona oleh gemerlapan dan daya pikat kebudayaan tersebut. Iqbal tetap concern pada budaya dan kepercayaannya.



C. Karya-karya Muhammad Iqbal

1. Asrar-i Khudi (Rahasia Pribadi), (1915)

2. Bang-i Dara (Seruan dari Perjalanan), (1924)

3. The Recunstruction of Relegious Thought in Islam, (1930)

4. Payam-i Masyriq (Pesan dari Timur), (1923)

5. dll.





D. Filosof-Filosof yang Mempengaruhi Iqbal

Iqbal adalah filosof Muslim yang banyak dipengaruhi oleh banyak filosof Barat seperti Thomas Aquinas, Bergson, Nietzsche, Hegel dan masih banyak lagi yang lainnya.[4] Di antara sekian banyak filosof, menurut Donny Gahral, Nietzsche dan Bergsonlah yang paling banyak mempengaruhi Iqbal, oleh karena itu pemikiran kedua filosof ini akan dipaparkan sebagai berikut:

Nietzsche dan Bergson sangat mempengaruhi Iqbal khususnya konsepnya tentang hidup sebagai kehendak kreatif yang terus bergerak menuju realisasi. Manusia sebagai kehendak kreatif tidak bisa dibelenggu oleh hukum mekanis maupun takdir sebagai rencana Tuhan terhadap manusia yang ditetapkan sebelum penciptaan. Namun semangat relegius Iqbal menyelamatkannya dari sikap atheisme yang dianut Nitzsche sebagai konsekuensi kebebasan kreatif manusia. Iqbal masih mempertahankan Tuhan dan mengemukakan argumentasi yang bisa mendamaikan kemahakuasaan Tuhan dengan kebebasan manusia.

Iqbal juga menolak konsep Nitzsche maupun Bergson tentang kehendak sebagai sesuatu yang buta, khaotis, tanpa tujuan. Iqbal mengatakan bagaimanapun orang sadar bahwa dalam kehendaknya ia memiliki tujuan karena kalau tidak buat apa ia berkehendak, namun Iqbal menolak tujuan sebagai tujuan yang bukan ditetapkan oleh manusia sendiri melainkan oleh takdir atau hukum evolusionistik.



c.1. Friedrich Nietzsche

Filsafat Nietzsche (1844-1900) adalah filsafat kehendak untuk penguasaan. Konsep Nietzsche tentang kehendak untuk penguasaan berkaitan erat dengan konsep lebenphi-losophie tentang hidup. Tradisi lebenphi-losophie memandang hidup bukan sebagai proses biologis, melainkan sebagai sesuatu yang mengalir, meretas, dan tidak tunduk pada apa pun yang mematikan gerak hidup. Nietzsche memandang hidup sebagai insting atas pertumbuhan, kekekalan dan pertambahan kuasa. Pendeknya, hidup menurut Nietzsche adalah kehendak untuk penguasaan.

Berdasarkan konsep hidup sebagai kehendak untuk penguasaan, Nietzsche secara revolusioner mendekonstruksi tiga warisan klasik yang menjadi pondasi dasar peradaban Barat: filsafat, moralitas, dan agama (Yudeo-Kristiani) yang dinilainya tidak mewadahi kehendak untuk penguasaan. Tiga serangkai yang membawa peradaban Barat menuju pada kehancuran bukan kemajuan. Ketiga warisan klasik peradaban Barat itu menurut Nietzche berlawanan dengan konsepnya tentang hidup.

Dengan nada ironis Iqbal pernah melukiskan Nietzsche sebagai jenius yang kesepian dan tersesat. Bahkan nyaris putus asa. Ia merindukan seseorang yang bisa ia patuhi untuk membimbing kekuatan-kekuatan batin dalam kehidupan ruhaninya. Nietzsche sesungguhnya sadar akan kebutuhan ruhaninya, tetapi ia telah gagal menumbuhkna sifat-sifat ketuhanan yang tak terbatas dalam dirinya. Kekuatan-kekuatan batinnya malah menjadi tidak produktif karena Nietzsche menciptakan solusi di luar kehidupan ruhaninya melalui gagasan-gagasan semacam radikalisme aristokrasi.

Iqbal memang terinspirasi Nietzsche, terutama dalam semangatnya. Hal ini tampak dari puisi lainnya tentang Nietzsche bahwa kita dapat meraih semangat yang positif dan harapan dari ketulushatiannya:

Jika kau nada lembut, jangan datang padanya

Gemuruh topannya adalah musik yang ditiup seruling penanya

Ia celupkan pisau bedah ke lubuk hati Barat

Tangannya berlumuran darah setelah membersihkan darah salib Kristus

Pada pembangunan Ka’bah, ia mendirikan rumah berhala sendiri

Hatinya adalah seorang mukmin, namun otaknya kafir

Pergilah dan bakar dirimu di api unggun raja Namrudz ini

Agar taman bunga Ibrahim berbunga dari api azar



c.2. Henry Bergson

Henry Bergson (1859-1941) merupakan tokoh yang bisa dibilang paling berpengaruh terhadap pemikiran Iqbal, khususnya tentang intuisi dan élan vital. Bergson mengemukakan adanya dua cara pengenalan yaitu analisis dan intuisi. Analisis adalah aktivitas intelektual yang mengenali objek dengan observasi bergerak mengitari objek atau dengan memisahkan bagian-bagian konstituen objek kajiannya. Analisis bekerja dengan simbol-simbol tersebut selalu berupa generalisasi abstrak yang melenyapkan keunikan individu

Intuisi, di lain pihak, menurut Bergson merupakan semacam rasio simpati yang mana subjek peneliti menempatkan dirinya dalam objeknya untuk menemukan apa yang unik dalamnya dan oleh karenanya tidak dapat diekspresikan. Berpikir secara intuitif adalah berpikir dalam durasi. Durasi sendiri dipahami sebagai waktu dalam bergerak berkelanjutan (continuous flow) dan bukan waktu yang terspesialisasi oleh rasio menjadi momen-momen atau titik-titik dalam garis. Rasio hanya mampu memahami bagian-bagian statis dan tidak mampu menangkap pergerakan terus-menerus (durasi).

Elan Vital merupakan suatu kesadaran dari mana tumbuh kehidupan dan semua kemungkinan kreatifnya. Evolusi bersifat kreatif dan tidak deterministik seperti dikemukakan Darwin dan Marx karena masa depan bersifat terbuka. Bergson menolak, berdasarkan argumen élan vitalnya, adanya tujuan final yang ditetapkan di depan.

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN MUHAMMAD IQBAL
A. Filsafat Ego atau Khudi

Konsep tentang hakikat ego atau individualitas merupakan konsep dasar dari filsafat Iqbal, dan menjadi alas penopang keseluruhan struktur pemikirannya. Masalah ini dibahas dalam karyanya yang ditulis dalam bahasa Persia dengan bentuk matsnawi berjudul Asrar-i Khudi; kemudian dikembangkan dalam berbagai puisi dan dalam kumpulan ceramah yang kemudian dibukukan dengan judul The Reconstruction of Relegious Thought in Islam.[5]

Menurut Iqbal, khudi, arti harfiahnya ego atau self atau individualitas, merupakan suatu kesatuan yang riil atau nyata, adalah pusat dan landasan dari semua kehidupan, merupakan suatu iradah kreatif yang terarah secara rasional. Arti terarah secara rasional, menjelaskan bahwa hidup bukanlah suatu arus tak terbentuk, melainkan suatu prinsip kesatuan yang bersifat mengatur, suatu kegiatan sintesis yang melingkupi serta memusatkan kecenderungan-kecenderungan yang bercerai-berai dari organisme yang hidup ke arah suatu tujuan konstruktif. Iqbal menerangkan bahwa khudi merupakan pusat dan landasan dari keseluruhan kehidupan. Hal ini tercantum pada beberapa matsnawinya dalam Asrar-i Khudi.

Bentuk kejadian ialah akibat dari khudi

Apa saja yang kaulihat ialah rahasia khudi

Dijelmakannya alam cita dan pikian murni



Apa guna wujudmu melainkan untuk mengembangkan dayamu?

Kalau kau perkuat dirimu dengan khudi

Kau akan pecahkan dunia sesuka khudimu;

Jika kau hendak hidup, isilah dirimu dengan khudi

Apakah mati sebenarnya? Melepaskan semua khudi



Kenapa berkhayal itulah terpisahnya roh dari tubuh

Bermukimlah dalam khudi, penaka Yusuf

Majulah dari rebutan yang satu ke rebutan yang lain

Pikirkanlah khudimu dan jadilah beraksi

Jadilah manusia-Tuhan, kandunglah rahasia dalammu.


Ego bagi Iqbal adalah kausalitas pribadi yang bebas. Ia mengambil bagian dalam kehidupan dan kebebasan Ego mutlak. Sementara itu, aliran kausalitas dari alam mengalir ke dalam ego dan dari ego ke alam. Karena itu, ego dihidupkan oleh ketegangan interaktif dengan lingkungan. Dalam keadaan inilah Ego Mutlak membiarkan munculnya ego relatif yang sanggup berprakarsa sendiri dan membatasi kebebasan ini atas kemauan bebasnya sendiri. Menurut Iqbal, nasib sesuatu tidak ditentukan oleh sesuatu yang bekerja di luar. Takdir adalah pencapaian batin oleh sesuatu, yaitu kemungkinan-kemungkinan yang dapat direalisasikan yang terletak pada kedalaman sifatnya.

Untuk memperkuat ego dibutuhkan cinta (intuisi) dan ketertarikan, sedangkan yang memperlemahnya adalah ketergantungan pada yang lain. Untuk mencapai kesempurnaan ego maka setiap individu mesti menjalani tiga tahap. Pertama, setiap individu harus belajar mematuhi dan secara sabar tunduk kepada kodrat makhluk dan hukum-hukum ilahiah. Kedua, belajar berdisiplin dan diberi wewenang untuk mengendalikan dirinya melalui rasa takut dan cinta kepada Tuhan seraya tidak bergantung pada dunia. Ketiga, menyelesaikan perkembangan dirinya dan mencapai kesempurnaan spiritual (Insan Kamil).
B. Filsafat Ketuhanan

Tuhan sebagai objek kajian metafisika memiliki kekhususan dibanding kedua objek metafisika lainnya. Apabila manifestasi lahiriah dari semesta maupun jiwa dapat ditangkap indra, maka hal yang sama tidak berlaku bagi realitas ketuhanan. Tuhan adalah suatu yang mutlak tidak ditangkap indra.

Metafisika yang mengkaji tentang Tuhan disebut filsafat ketuhanan (teologi naturalis) untuk membedakannya dari teologi adikodrati atau teologi wahyu. Apabila filsafat ketuhanan mengambil Tuhan sebagai titik akhir atau kesimpulan seluruh pengkajiannya, maka teologi wahyu sebagai titik awal pembahasannya.

Filsafat ketuhanan berurusan dengan pembuktian kebenaran adanya Tuhan yang didasarkan pada penalaran manusia. Filsafat ketuhanan tidak mempersoalkan eksistensi Tuhan, disiplin tersebut hanya ingin menggarisbawahi bahwa apabila tidak ada penyebab pertama yang tidak disebabkan maka kedudukan benda-benda yang relatif-kontigen tidak dapat dipahami akal.

Paling tidak, terdapat tiga argumen besar dalam filsafat ketuhanan: argumen kosmologis, argumen teologis, dan argumen ontologis. Argumen kosmologis mengemukakan bahwa Tuhan harus ada, karena kalau tidak maka akan ada rangkaian kausalitas yang tak terhingga untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa. Argumen teologis mengemukakan bahwa dari struktur finalitas realitas dapat ditariik kesimpulan adanya Sang Pencipta yang menetapkan struktur tersebut. Sedangkan argumen ontologis mengemukakan bahwa Tuhan ada karena kita memikirkannya dan memprediksikan eksistensi terhadap Dirinya.[6]

Iqbal secara tegas menolak argumen-argumen para filosof skolastik tersebut. Baginya argumen-argumen ini telah menemui kegagalan. Di samping tampak sebagai suatu interpretasi pengalaman yang dibuat-dibuat, menurutnya argumen-argumen itu mengundang pula kesesatan logis. Iqbal mengungkapkan bahwa di antara penyebab kegagalan argumen-argumen ini adalah karena dipaksakannya dualisme epistemologis, yaitu pemisahan antara pikiran dan wujud (being). Padahal dalam argumen-argumen itu sendiri sesungguhnya telah tersirat bahwa pikiran dan wujud pada akhirnya merupakan satu kesatuan.

Iqbal sepakat dengan Kant bahwa rasio manusia memiliki keterbatasan dalam mengetahui hakikat Tuhan. Namun keterbatasan rasio tidak menjadikan Iqbal seorang skeptis seperti Kant, ia tetap meyakini bahwa manusia mampu memperoleh pengetahuan tentang Tuhan secara langsung melalui proses intuisi dalam pengalaman relegius. Dalam hal ini konsep intuisi Iqbal berbeda dengan konsep intuisi kaum mistikus. Apabila kaum mistikus menekankan kontak langsung dengan Tuhan lewat proses intuisi, Iqbal menolaknya dengan mengatakan bahwa apa yang pertama-pertama tersingkap secara kuat lewat intuisi adalah keberadaan ego atau diri yang kreatif dan bebas.

Filsafat ketuhanan Iqbal berbeda dengan filsafat ketuhanan kontemplatif karena Iqbal berangkat dari filsafat manusia yang menekankan pengetahuan langsung tentang keberadaan ego atau diri yang bebas-kreatif.

Metafisika gerak Iqbal mengemukakan bahwa manusia bukanlah benda statis tetapi suatu aktivitas gerak dinamis-kreatif yang terus merindu akan kesempurnaan. Hidup keberagamaan sendiri menurut Iqbal adalah suatu proses evolusi yang dapat dibagi menjadi tiga tahap, iman, pemikiran dan penemuan. Pada tahap pertama yaitu tahap iman kita menerima apa yang difirmankan Tuhan tanpa keraguan sedikitpun. Pendeknya segala sesuatu yang berasal dari Tuhan adalah mutlak benar karena berasal dari Tuhan dan bukan konstruksi manusia. Pada tahap kedua yaitu tahap pemikiran. Kita tidak sekadar menaati secara buta firman Tuhan melainkan mulai memikirkan maksud dari firman tersebut atau singkatnya kita mencoba memahami secara rasional apa yang kita percayai.[7] Dan pada tahap terakhir yaitu tahap penemuan kita mencapai kontak langsung dengan realitas ultim yang merupakan sumber semua hukum dan kenyataan.[8]

Menurut Iqbal agama bukan sekadar sekumpulan ajaran untuk menekan aktivitas nafsu instingtif manusia (agama sebagai instrumen moral) seperti diklaim para psikoanalisis (Freud, Jung). Bagi Iqbal, agama lebih dari sekadar etika yang berfungsi membuat orang terkendali secara moral. Fungsi sesungguhnya adalah mendorong proses evolusi ego manusia di mana etika dan pengendalian diri menurut Iqbal hanyalah tahap awal dari keseluruhan perkembangan ego manusia yang selalu mendampakan kesempurnaan. Dengan kata lain, agama justru mengintegrasikan kembali kekuatan-kekuatan pribadi seseorang.

Pena lebih tajam dari pedang. Tak diragukan lagi pengaruh pena Iqbal dalam khazanah pemikiran Islam luar biasa besarnya. Tak hanya dunia Timur-Islam, tetapi juga Timur-non Islam dan Barat. Kejeniusannya dalam memadukan syair dan filsafat ditambah lagi sikap relegiusnya yang mendalam telah menimbulkan decak kagum para filosof dan penyair di pelbagai belahan dunia. Tak hanya itu, Iqbal juga telah melakukan sintesis pemikiran Timur dan Barat dengan kekhasan yang belum ada bandingnya.

Tanggapannya terhadap pemikiran Barat mengajarkan umat Islam untuk tidak berapologi atau mencaci maki setiap bersentuhan dengan khazanah Barat. Sikap yang baik adalah memanfaatkan apa-apa yang baik dari khazanah Barat untuk merekonstruksi Islam dan kemajuannya. Terbukti Iqbal banyak terpengaruh para filosof Barat seperti Nitzsche atau Henry Bergson. Walaupun Iqbal sebagian menolak konsep mereka tentang moralitas, juga tentang kehendak sebagai sesuatu yang buta, khaotis, tanpa tujuan.

DAFTAR PUSTAKA

Adian, Donny Gahral, Muhammad Iqbal, Teraju, Bandung: 2003

Iqbal, Muhammad, Rekonstruksi Pemikiran Agama dalam Islam, Lazuardi, Yogyakarta: 2002

Khan, Asif Iqbal, Agama, Filsafat, Seni dalam Pemikiran Iqbal, Fajar Pustaka, Yogyakarta: 2002

Nasution, Hasyimsyah, Filsafat Islam, Gaya Media Pratama, Jakarta: 1999

[1] Donny Gahral Adian, Muhammad Iqbal, (Bandung: Teraju),.23

[2] Ibid,.24

[3] Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama),182

[4] Donny Gahral Adian, Muhammad Iqbal, (Bandung: Teraju),.34

[5] Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama),185

[6] Donny Gahral Adian, Muhammad Iqbal, (Bandung: Teraju),.60

[7] Thomas Aquinas, seorang teolog-filosof termasyhur Abad Pertengahan, mengemukakan suatu diktum berbunyi: fides quaerit intelectum atau iman mencari penjelasan rasional.

[8] Donny Gahral Adian, Muhammad Iqbal, (Bandung: Teraju),.94
Tags: makalah
Prev: Jaka Sang Joki Karapan Sapi
Next: Ilmu Alamiah Dasar

Read more...

  © Blogger template Brownium by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP